Diantara bukti kecintaan salafus shalih terhadap kewajiban shalat adalah mereka menunggu waktu shalat lainnya setelah mengerjakan shalat satunya. Sebagaimana yang diceritakan ibnu Umar beliau berkata : صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَغْرِبَ فَرَجَعَ مَنْ رَجَعَ وَعَقَّبَ مَنْ عَقَّبَ فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْرِعًا قَدْ حَفَزَهُ النَّفَسُ وَقَدْ حَسَرَ عَنْ رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ أَبْشِرُوا هَذَا رَبُّكُمْ قَدْ فَتَحَ بَابًا مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَةَ يَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي قَدْ قَضَوْا فَرِيضَةً وَهُمْ يَنْتَظِرُونَ أُخْرَى. “Kami shalat maghrib bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga pulanglah orang yang pulang dan menunggulah orang yang menunggu. Lalu tiba-tiba datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan tergesa-gesa sambil menyingkap lututnya, beliau lantas bersabda: "Berilah kabar gembira, Rabb kalian telah membuka pintu-pintu langit, Ia membanggakan kalian di hadapan para malaikat, Allah berfirman: 'Perhatikanlah para hamba-Ku, mereka telah selesai menunaikan yang fardlu, namun mereka tetap menunggu fardlu yang lain!" (HR. ibnu Majah 793 dan Ahmad) Kalimat هذا ربكم memiliki makna tersirat yang indah yaitu : Yang senantiasa diharapkan karunia dan pemuliaan-Nya. Yang tidak pernah luput dari amalan Hamba-Nya. Imam Thalaq bin Habib Al-Bashriy seorang yang dikenal zuhud, yang seimbang ilmu dan amalnya, tabiin yang mulia, beliau pernah berkata : “Seorang Muslim meninggal di antara dua kebaikan ;di antara kebaikan yang selesai ia kerjakan dan kebaikan yang sedang menantinya (maksudnya dua kebaikan adalah shalat)". (Al-Hilyah li Abi-Nu’aim : 3/65) Sumber : Prof. Dr. Abdul Sami’ Al-Anis, Ash-Shalah Rihlatu Al-Hubbi wa Asy-Syauqi, (Cet; 1, t.t : Dar-Arwiqa, 2017), hlm.76.