Tahun Masehi dan Tahun Hijriah
Tahun Masehi dan Tahun Hijriah


Dua penanggalan ini sering kita temukan di Indonesia bahkan mungkin diseluruh dunia meski masehi sendiri lebih mendominasi. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa penanggalan lokal seperti penanggalan jawa(legi, pon, kliwon dsb), namun ini hanya kita temukan di daerah tertentu saja. Sedang untuk penanggalan resmi, masehi yang menjadi patokan utama. 

Kalender Masehi atau Anno Domini (AD) dalam bahasa Inggris adalah sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian. Era kalender ini didasarkan pada tahun tradisional yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret. Masehi dihitung sejak hari tersebut, sedangkan sebelum itu disebut Sebelum Masehi atau SM. Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada tahun 1582 menjadi kalender Gregorian. Penanggalan ini kemudian digunakan secara luas di dunia untuk mempermudah komunikasi. Wikipedia 2019

Secara keseluruhan, penanggalan masehi identik dengan dunia barat, bahkan secara bahasa masehi berasal dari almasih. 

Sedang hijriah yang hitungan waktu nya dihitung dari perputaran bulan berbeda dengan masehi yang dihitung  dengan perputaran matahari merupakan penanggalan islam. Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal. Wikipedia 2019

Penetapan kalender hijriah dilakukan pada zaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah. Kalender hijriah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata'ala:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ” (At Taubah : 36 ) 

Maka kita melihat hampir seluruh amalan-amalan peribatan yang ada didalam agama islam ditandai dengan penanggalan hijriah. Bulan ramadhan misalnya yang menjadi waktu bagi umat islam untuk berpuasa. Hari raya umat islam jatuh pada 1 syawwal dan 10 Dzulhijjah, dibulan ini juga umat islam naik haji ke baitullah Makkah, dsb.

Namun sungguh sangat disayangkan pada hari ini banyak umat islam terkhusus di Indonesia yang telah meninggalkan penanggalan islam itu sendiri. Bisa dibilang hampir 80% umat islam melupakan tanggal dan bulan hijriah dan mungkin tak sedikit dari mereka yang mengingat tahun hijriah. Bahkan di akhir tahun ini, ribuan bahkan jutaan umat islam berbondong memecahkan kesunyian malam tahun baru dengan kembang api dan pesta pora. 

Jika kita perhatikan, hilangnya penanggalan hijriah di tubuh kaum muslimin menjadi penyebab utama umat islam meninggalkan amalan-amalan sunnah. Seseorang yang bahkan tidak mengingat bulan hijriah sudah bisa kita pastikan meninggalkan banyak amalan puasa sunnah, dsb. 

Tidak sedikit juga yang melupakan sejarah-sejarah kejayaan islam, kehebatan teknologinya, dan kekokohan imperiumnya. Karena seluruh literature sejarah ditulis dalam penanggalan islam itu sendiri. Krisis terbesar umat islam adalah krisi identitas. Dan ditanggalkannya penanggalan islam dalam tubuh kaum muslimin merupakan salah satu bukti nyata krisis identitas itu sendiri.

Maka jika anda merasa, anda adalah salah satu diantara mereka yang mulai kabur penglihatannya atas penanggalan islam. Anda lebih senang merayakan perayaan seperti tahun baru ketimbang puasa ayyamul bidh disetiap pertengahan bulan hijriah, bertaubat kepada Allah dan mulai sekarang, ganti tanggal jam tangan anda, kalender anda, penanggalan di smartphone anda kedalam penanggalan hijriah yang telah Allah tetapkan sebagai penanggalan umat islam.



| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis 

Tanggal : 06 Jumadal ‘Ula 1441 H

________________

Silahkan bergabung dan mendapatkan tulisan, audio, video serta jadwal kajian Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah di :


Facebook           :

 Syafiq Riza Basalamah Official /  https://www.facebook.com/SyafiqRizaBa...


Instagram            :

 Syafiq Riza Basalamah Official 


Twitter    : 

 Syafiq Riza Basalamah Official @ustadzsyafiq


Telegram : 

  Syafiq Riza Basalamah Official / @SRB_Official


Website   : 

   http://syafiqrizabasalamah.com/