SUDAH BERKAH KAH WAKTU KITA?
SUDAH BERKAH KAH WAKTU KITA?

            Seseorang yang Allah berikan taufik-Nya untuk senantiasa mengingat-Nya, Allah akan berkahi setiap detik dalam hari-harinya dan Allah berkahi setiap perbuatannya. Inilah yang sering kita dengar dari kisah-kisah para pendahulu kita. Ada yang menulis banyak sekali karya dalam waktu yang tidak lama. Padahal mereka pun disibukkan dengan pekerjaan lain, penghasilan tidak menentu, dan tanpa penerangan di malam hari. Bahkan ada yang matanya sampai buta karena seringnya menelaah dalam keadaan gulita.

            Ibnul Qayyim al Jauzy rahimahullahu pernah menyeritakan perihal guruanya, yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu, yang berhasil menulis kitab Al Hamawiyah dalam rentang antara Dzuhur dan Ashar. Begitupula dengan kitab beliau Al Aqidah al Wasithiyah. Bedanya yang kedua tuntas sementara yang pertama beliau di kemudian hari menambahkan beberapa nukilan. Kiranya, siapa yang mampu meneladani hal demikian??

            Singkatnya, seorang hamba tatkala menyadari bahwa waktunya berkah dengan sebab dzikir kepada Allah maka hendaknya ia istikamah dengan dzikirnya. Bukan sekedar lisan, tapi dengan hati. Allah azza wajalla berfirman :

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang harinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami”.

(QS. Al Kahfi : 28)

            Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’diy rahimahullahu mengatakan terkait tafsir ayat:

غفل عن الله، فعاقبه بأن أغفله عن ذكره.

“Mereka lalai dari mengingat Allah, maka akibatnya hati mereka dilalaikan dari mengingat Allah”.
(Tafsir As Sa’diy, Cet. Muassasah Ar Risalah, hlm. 297)

 

Sumber : Syarh Shahih Muslim oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dengan tambahan seperlunya.


| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis 

Tanggal : 18 Syawwal 1441 H