Setiap manusia hidup dengan banyak keinginan dan harapan. Baik yang bersifat materiel maupun rohaniah. Hidup mereka pun tak lebih dari memperjuangkan apa yang menurut mereka layak dicapai. Hari mereka penuh dengan luapan keinginan. Jika asa mereka terbengkalai, apa yang terjadi? Pemilik jiwa lemah akan mengeluh. Mempertanyakan kenapa kebaikan tidak berpihak kepada mereka. Namun, jika mau intropeksi, sudahkah mereka menempuh usaha terbaik dari semua usaha yang pernah mereka lakukan? Yaitu menengadahkan tangan kepada Allah sang pemilik kehidupan di sepertiga malam?
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda:
“Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808).
Jika Rabb kita azza wajalla yang maha tinggi turun ke langit dunia untuk mencari mereka yang meminta kepada-Nya saat manusia terlelap, layakkah kita menggugat seandainya asa kita tak tergapai sementara kita termasuk orang yang terlelap saat itu? Pantaskah bagi mereka yang bahkan menegakkan badan untuk shalat malam saja berat lantas mengeluh dengan kegagalan? Sebelum kegagalan yang mereka dapatkan, mereka lalai dari mendekatkan diri kepada Allah rabbul ‘aalamiin. Semoga Allah mengampuni keteledoran dan ketidaktahuan diri kita.
| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis
Tanggal : 25 Syawwal 1441 H
______
.Follow dan support akun kami :
🌏 Web | lorongfaradisa.or.id
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCodayMWz3OkBrzliF87YoOw.
🌐 Telegram : @lorongfaradisa.
📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__
📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat