Tak terasa, ini penghujung bulan yang penuh keberkahan. Tangis bahagia di malam pertama bulan Ramadan seperti belum mengering dari wajah orang-orang beriman. Kini, tangisan itu Kembali menunjukkan jalannya. Akankah mereka diampuni oleh Rabbnya atau justru kerugian karena telah menyiakan kehadirannya?!
Nabi Bersungguh-Sungguh di Akhir Ramadan
Satu-satunya manusia yang layak dan wajib menjadi tauladan bersama adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Beliaulah yang memberikan contoh, bahwa sebagai hamba yang beriman, tak sepantasnya menyiakan kesempatan yang mungkin ini adalah akhiran baginya. Tidak ada yang tahu, bahwa selepas Ramadan, dirinya hanyalah nama.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallaama bersabda (yang artinya),
“Barangsiapa yang dirinya beribadah di malam Al Qadr dengan keimanan dan rasa harap yang tinggi, maka Allah akan ampuni dosa-dosanya.”
Jangan Surut Ibadah
Akhiran penampilan seorang hamba di hadapan-Nya adalah penentu, seberapa meyakinkan perubahannya ke arah yang lebih baik. Jika dalam perlombaan lari, 50 meter menjelang garis finis adalah momen saat para pelari melajukan kaki mereka, maka di 10 hari terakhir bulan Ramadan ini adalah saat yang tepat bagi mereka yang beriman menambah ibadahnya, baik kualitas maupun kuantitas.
Pelajaran Keimanan
Seorang hamba teruji kesabarannya dalam ketaatan di saat-saat genting seperti ini. Ramadan hampir berakhir, sebagian sudah merasa “cukup lelah” dengan rutinitas malam-malam sebelumnya. Namun orang-orang yang berakal melihat ini sebagai kesempatan bagi mereka membuktikan seberapa kukuh keyakinannya kepada Rabbnya.
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Selasa, 23 Muharram 1442 H / 31 Agustus 2021
Follow dan support akun kami :
🌏 Web : https://lorongfaradisa.or.id/
: http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : https://www.instagram.com/elfadis__/
📘 Facebook : https://www.facebook.com/lorongfaradisa
___
Share agar lebih bermanfaat