Bismillah, afwan ana mau tanya. Di menit 8.43 ada pernyataan:
و التقو ى جم ع خيري الدني والاخرة
kemudian ustadz menerjemahkan dengan puasa itu puncak kebaikan dunia dan akhirat. Apakah kata التقو dalam konteks tersebut dapat dimaknai hanya dengan puasa?
Barakallahu fiik.
________________________
semoga Allah memberkahi penanya dan juga pembaca
Syaikh Abdullah bin Shalih al Fauzan menyebutkan dalam penjelasan tentang hikmah puasa :
والتقوى جماع خيري الدنيا والأخرة
"Takwa itu puncak atau mengumpulkan dua kebaikan, di dunia maupun di akhirat."
Maka perkataan ini tidak terbatas pada puasa semata. Tapi puasa merupakan salah satu di antara sebab-sebab memperoleh ketakwaan atau indikator seorang yang bertakwa.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu menyebutkan di antara sekian faidah bertakwa adalah :
أنها من أسباب الفلاح
"Takwa merupakan sebab untuk menjadi hamba yang beruntung".
(Fawaaidut Taqwa min al Qur'an al Kariim hlm. 14)
Beliau rahimahullahu membawakan dalil firman Allah ta'ala :
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [المائدة : 35]
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
(QS. Al Maidah : 35)
Dalam ayat ini terdapat penjelasan bahwa ketakwaan menjadi puncak kebaikan di dunia dan akhirat serta menjadi sebab keberuntungan seorang.
Wallahu a'lam
Penyusun : Divisi Ilmiah Lorong Faradisa
| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis
Tanggal : 22 Sya’ban 1441 H