PELUANG KEBAIKAN SAAT BERSELANCAR DI MEDIA SOSIAL

    Perkembangan media informasi, termasuk media sosial, dari waktu ke waktu menjadi hal yang tidak bisa dielakkan. Menghindarinya adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di zaman ini. Bak pisau bermata dua, seorang bisa saja mendapatkan manfaat dari penggunaan media sosial, namun di sisi lain ia bisa benar-benar celaka.

Membina Hubungan Baik dengan Sesama

    Di antara manfaat yang mungkin tidak kita dapatkan di era sebelum media sosial marak adalah keterbatasan alat komunikasi. Saat ini, media sosial mendekatkan kita dengan sanak kerabat yang dulu terpisah pulau bahkan benua. 

Menjadi Public Figure yang Baik

    Keberadaan beberapa influencer yang toxic cukup memrihatinkan kita sebagai orang tua. Jika tidak bisa mengubah kemungkaran tersebut secara langsung, minimal bagi kita yang memiliki banyak follower atau subscriber bisa memberikan contoh yang baik kepada teman-teman kita atau penonton kita. Baik dengan ucapan maupun perbuatan.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

“Barangsiapa mengajarkan kebiasaan yang baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahala dan pahala orang yang ikut mengamalkannya” (HR. Muslim).

Wadah Belajar untuk Tidak Pamer Maksiat

    Pamer adalah penyakit bagi setiap orang, baik pamer kelebihan maupun pamer kemaksiatan. Hari ini, orang cukup bangga mengakui bahwa dirinya telah beramal keburukan ini dan itu. Padahal saat melakukannya, ia melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama menegur keras orang-orang demikian dalam sabda beliau,

“Setiap umatku ada potensi untuk diampuni, kecuali orang-orang yang terang-terangan atas maksiat mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Keberadaan media sosial yang masing-masing orang bebas posting apa saja tidak lantas menjadikan tangan kita di luar kendali, sehingga tanpa rasa malu menampilkan maksiat-maksiat tersebut.

Dipublikasikan Tim Ilmiah Elfadis

29 Muharram 1442 Hijriyah