Setiap detak jantung yang berdetak dan langkah kaki yang diambil, adalah nikmat dari Allah ﷻ yang tak terhitung. Namun, seringkali kita lupa bahwa semua ini seharusnya membuat kita lebih tunduk kepada-Nya. Salah satu bentuk rasa syukur yang paling utama adalah shalat. Shalat bukan hanya gerakan, tetapi wujud nyata penghambaan dan kesadaran bahwa semua yang ada pada kita adalah milik-Nya. Ketika sujud, dahi, tangan, dan kaki kita mengucapkan,
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya."
Sebuah ungkapan kesadaran bahwa segala kemudahan duniawi seharusnya mendekatkan, bukan menjauhkan kita dari-Nya.
Allah ﷻ menciptakan manusia dengan tujuan yang sangat jelas, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah ﷻ berfirman,
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS Adz-Dzariyat: 56)
Tujuan hidup kita adalah untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah ﷻ. Yang akan menjadi pertanyaan pertama di hari kiamat bukan sedekah, bukan haji, zakat, atau amalan lainnya tetapi shalat. Sering kita dapati banyak orang yang bisa naik kendaraan, tetapi melupakan kewajiban shalat. Maka, perbaiki shalatmu, perbaiki ibadahmu, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Bersyukur bukan hanya dengan ucapan di lisan atau perasaan di hati, tetapi juga harus diwujudkan dengan tindakan nyata. Allah ﷻ berfirman,
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
"Sedikit sekali di antara hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur."
(QS Saba': 13)
Ini menunjukkan bahwa rasa syukur yang sesungguhnya sangat jarang dilakukan oleh manusia. Salah satu cara mensyukuri nikmat kendaraan yang kita miliki adalah dengan mengawali setiap perjalanan dengan doa. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk membaca doa ketika menaiki kendaraan.
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
"Mahasuci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak akan mampu menguasainya, dan sungguh kami akan kembali kepada Tuhan kami."
(QS Az-Zukhruf: 13)
Doa ini mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini tidak kekal. Banyak orang yang berangkat bepergian, tetapi tidak pernah kembali ke rumahnya. Doa ini juga mengingatkan kita bahwa suatu saat kita akan kembali kepada Sang Pencipta, dan kita tidak tahu kapan waktunya. Maka, setiap perjalanan hendaknya dijadikan sebagai pengingat bahwa hidup ini hanya sementara dan kita harus senantiasa bersyukur.
Rezeki adalah karunia Allah ﷻ yang datang dalam berbagai bentuk. Tidak selalu sebanding dengan seberapa keras kita bekerja. Ada orang yang bekerja keras, tetapi hasilnya tidak sebanding dengan orang yang bekerja lebih santai. Bahkan, bayi yang baru lahir pun ada yang sudah memiliki kekayaan. Ini menunjukkan bahwa rezeki datang dari Allah ﷻ dengan cara yang tidak bisa kita duga. Karena itu, kita seharusnya tidak iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.
Dahulu, orang-orang harus menunggangi kuda, unta, atau hewan lainnya untuk bepergian. Namun sekarang, dengan teknologi yang canggih, kita hanya perlu membelokkan setir untuk sampai ke tujuan. Ini adalah nikmat besar yang harus kita syukuri. Dengan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan, kita akan semakin dekat dengan Allah ﷻ dan hidup kita menjadi lebih berkah. Maka, sudah seharusnya kita senantiasa menjaga ibadah kita, menghargai nikmat-Nya, dan tidak lupa untuk bersyukur, baik dalam keadaan senang maupun susah.
(Sumber tulisan diambil pada kajian: Mensyukuri Nikmat Kendaraan - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. di Kantor Akas Aurora, Jember. Rabu, 14 Rabiul Awwal 1446 H /18 September 2024)