Saking ‘kreatifnya’, orang-orang membuat mitos di setiap bulan hijriyah yang datang. Hal ini sebenarnya bukan hal baru, mengingat orang-orang jahiliyah dulu pun melakukan hal yang sama. Seperti untuk mengetahui arah safar yang baik mereka harus melepas burung terlebih dahulu dan lain sebagainya. Begitupun mitos seputar bulan Dzulqa’dah yang ada di Indonesia. Tentu saja hal ini tidak dibenarkan secara syariat. Berikut adalah beberapa ulasan terkait mitos-mitos yang banyak tersiar:
KESESELAN OLO
Orang-orang Jawa menamakan bulan ini dengan bulan Selo yang merupakan singkatan dari keseselan olo (termasuki sesuatu yang buruk). Tentu saja meyakininya sebagai bulan yang buruk, sama halnya meyakini bahwa Allah ‘salah’ dalam menetapkan bulan ini sebagai salah satu dari empat bulan yang mulia. Allah azza wajalla berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. At Taubah : 36).
Allah jalla jalaaluh dalam hadits Qudsy melarang kita untuk mencela masa,
لا تسبُّوا الدهر، فإنَّ الله هو الدهر
“Janganlah kalian menyela masa. Karena sesungguhnya, Allah lah yang membolak balik masa” (Shahih al Jaami’ 7313).
Larangan mencela masa adalah karena sama halnya kita telah mencela penciptanya, yaitu Allah azza wajalla.
SEPI HAJATAN
Sela dalam bahasa Jawa memiliki arti tersisip di antara dua benda. Mengingat bahwa bulan Dzulqa’dah di apit dua raya, yaitu Idulfitri dan Iduladha. Karena kondisi terapit inilah banyak yang memercayai mitos ditundanya beberapa niatan baik di bulan Dzulqa’dah. Padahal hal ini sama saja dengan menganggap bahwa sebagian hari baik dan sebagian hari buruk.
Hal ini juga termasuk ke dalam bahasan Tathayyur. Yaitu menganggap sial karena menyaksikan, mendengar, atau meyakini sesuatu. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ.
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya” (HR. Bukhari dalam al Adaab al Mufrad 909, Abu Dawud 3910, At Tirmidzi 1614, Ibnu Majah 3538, dan Ahmad 438).
|| Disusun dan dipublikasikan oleh : Divisi Ilmiah Lorong Faradisa
|| Pada Tanggal : 11 Dzulqo’dah 1441 H