LIMA KEBIASAAN YANG BISA MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS
Hidup seorang muslim tak boleh biasa saja. Jika hanya sekedar makan dan minum, maka keberadaannya di dunia tidak akan berarti apa-apa. Sebagai seorang hamba Allah, ia harus menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin dan esok adalah hari terbaik dari hari-hari sebelumnya. Sehingga amalannya dari masa ke masa semakin produktif, baik kuantitas maupun kualitas.
Berikan Penghargaan Untuk Keberhasilan Diri
Menjadi hamba yang benar-benar peduli akan kualitas hidup, tidak melulu tentang menjadi hamba yang kaku hidupnya. Sesekali kita perlu untuk menghargai diri sendiri dengan kesenangan yang tidak melebihi batas. Sebaik-baik penghargaan yang diberikan seorang muslim kepada dirinya adalah mengingat Allah dengan shalat.
Ingatkah kita dengan sabda Rasulullah kepada Bilal?
“Wahai Bilal, segera mulai panggilan shalat dan istirahatkan kami dengannya”
Bukan dengan hura-hura dan foya-foya yang justru melahirkan kehampaan bagi pelakunya. Melainkan dengan mengingat Allah lah, hati seorang kembali berenergi dan menghadapi hari dengan perbaikan demi perbaikan.
Pelan-Pelan, Jangan Terburu-Buru
Seorang muslim terkadang di hantui dengan keharusan berubah dalam waktu sekejap. Ia berusaha mengamalkan banyak sekali amalan kebaikan sampai batas dirinya lelah. Padahal Allah azza wajalla tidak akan pernah bosan dengan perbaikan seorang hamba atas dirinya, sampai hamba tersebut yang justru dilanda kebosanan. Ketahuilah, keterburu-buruan adalah perbuatan syaithan. Perlahan saja, jika hari ini hanya mampu menegakkan shalat malam dua rakaat. Esok kita tambah satu rakaat witir. Jangan terburu-buru puasa Dawud, jika tubuh masih kuat untuk berpuasa Senin dan Kamis. Islam tidak melarang umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah, tapi Islam menghimbau agar seorang hamba jangan sampai menjadi orang yang saat ini mengingat Allah namun esok harinya lupa karena dilanda perasaan kebosanan.
Penutup
Berubahlah meski pelan. Berjalanlah meski harus tertatih. Kita tidak akan terlalu ambisius sampai di ujung jalan. Meninggal di tengah perjalanan dalam rangka memperbaiki diri, itulah yang kita cita-citakan.
Canangkan, bahwa hidup ini hanya sementara. Tak selamanya kita berada di atas, sesekali kita harus jatuh. Yang penting jangan putus asa, berusahalah bangkit lagi. Tak selamanya pula kita berada di bawah, masih ada yang lebih sengsara. Yang penting jangan putus keyakinan, bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik.
Perbaikilah diri, selangkah demi selangkah, sejangkah demi sejangkah, hingga Allah memanggil dan memperlihatkan bahwa surga lah tempat kita kembali.
Dipublikasikan Tim Ilmiah Elfadis
29 Muharram 1442 Hijriyah