PRAKATA
Siapakah yang tau judul diatas terinspirasi dari Quran surat dan ayat berapa?
Benar sekali, judul diatas terinspirasi dari Surat Ali ‘Imran ayat 31. kali ini kita akan membahas tentang salah satu penyebab untuk mendapatkan cinta Allah ‘azza wa jalla, yaitu mengikuti cara Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam dalam beragama.
Kita, yang mengaku Muslim, kalau ditanya cinta Allah atau tidak pasti menjawab “ya, aku cinta Allah”. Namun, berapa persen dari mereka yang cintanya benar-benar jujur? Yang paling tau tentunya hanyalah Allah, namun Allah sudah memberikan petunjuk bagaimana agar cinta kita menjadi cinta yang hakiki, dan kita juga mendapatkan cinta Allah.
‘ALI IMRAN : 31
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
TIDAK SEKEDAR MENGAKU
Syaikh As sa’di menjelaskan dalam tafsirnya tentang ayat ini, bahwa “mahabbah” atau cinta Allah ini adalah tingkatan tertinggi, yang mana tidak cukup pengakuan, namun perlu bukti, perlu kejujuran dalam pengakuan tersebut. Dan tanda pengakuan yang hakiki itu adalah dengan mengikuti Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam dalam segala hal, baik perkataan, perbuatan, dalam pokok agama, juga cabang-cabangnya, mengikutinya baik dari penampilan nampak juga yang tidak nampak.
MAKSIAT KOK MINTA CINTA-NYA
Tidak bisa dipisahkan, taat pada Rasul sholallahu ‘alaihi wasallam berarti taat pada Allah, dan begitupun dengan maksiat pada Rasul juga berarti maksiat pada Allah. Dan seseorang yang cinta secara masuk akal tidak akan bermaksiat pada orang yang dicintainya.
Seorang penyair mengatakan :
Kau maksiati Sang Ilah, tapi meminta cinta-Nya?
Sungguh itu adalah logika yang luar biasa anehnya
Kalaulah cintamu nyata, sungguh akan kau taati Dia
Karena yang jatuh cinta itu pasti nurut pada yang dicintainya
CINTA DIBALAS DENGAN CINTA
Setelah kita melakukan pembelajaran juga perjalanan Panjang dalam mempelajari dan mengikuti Rasul-Nya sholallahu ‘alaihi wasallam, dan kita berhasil mewujudkan cinta kita pada Rabb kita, pada Tuan kita, barulah setelah itu secara pasti Allah akan memberikan cintanya pada kita hamba-Nya, tidak ada istilah “bertepuk sebelah tangan” jika dengan Allah, karena Allah Maha Adil, Maha Penyayang.
DAMPAK CINTANYA
Dijelaskan dalam kitab zuhrotut tafaasir, kalau anda sudah sampai pada derajat cinta pada Allah, dan Allah mencintai anda, maka kelar sudah urusan.. Itu adalah derajat paling tinggi. Karena orang yang dalam hatinya penuh dengan cinta pada Allah, maka tak akan terbetik pada hatinya keburukan, kekejian, kemunafikan, maka seperti kata Allah dalam surat ini, ampunan-lah yang akan anda dapatkan.
Wallahu a’lam
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Rabu, 02 Rabiul Akhir 1442H / 18 November 2020
.Follow dan support akun kami :
🌏 Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__
📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat