Jangan Bercermin Dengan Spion
Jangan Bercermin Dengan Spion

Jika konteks manusia sebagai sebagai Mahkluk ciptaan, maka manusia lambang kesempurnaan. Namun bisa sebaliknya dalam perihal pengabdian. Manusia spesies paling ahli dalam mendurhakai. Paling sulit berbakti. Sangat sedikit yang sepenuh hati dalam berjanji. Sangat tulus mengingkari. Sangat tidak sadar diri dan begitu pincang dalam hal berterimakasih.

Mengapa tak jadikan alasan sempurnanya penciptaan dan nikmat Tuhan kepada kita sebagai alasan untuk memurnikan pengabdian kita hanya kepada-Nya. Allah azza wajalla berfirman :

سبح اسم ربك الأعلى 1 الذي خلق فسوى 2

Artinya : “Bertasbihlah menyebut nama Rabbmu yang Maha Tinggi (1) yang menciptakan kemudian menyempurnakan ciptaanNya(2)”. (QS. Al-A’la : 1 -2)

Benar! Kita sebenarnya terlalu sibuk dengan urusan yang tidak perlu. Mulai dari mengurusi urusan orang lain sampai lupa dengan urusan sendiri sampai pada menghakimi siapa saja yang berada dalam area observasi yang kita miliki. Kita memiliki kebiasaan buruk bercermin dengan spion yang kita sadar letaknya dibahu kiri dan kanan kendaraan hanya memungkinkan kita melihat orang lain yang berada di belakang kita bukan melihat diri kita sendiri. Menertawakan gelagat ibu-ibu dengan masalah lampu sen kiri yang tidak dimatikan sampai motor berhenti. Begitu pula membenci muda-mudi dengan ledakan yang mereka sebut-sebut karya pada knalpot perusak suasana hati.

Benar! Kita sepakat akan hal itu bahwa mereka salah. Namun apa yang mereka lakukan hanya part of your life. Namun kamu tahu apapun seluruh keburukan yang kamu kerjakan sendiri all of your life. Mulai dari bangunmu yang kesiangan tanpa sambutan ringan dua rakaat sebelum subuh. Belum lagi seluruh nikmat Tuhanmu yang kau keluh. Jika dosamu berbau kau akan tampak sangat lusuh, bekas rendamanmu akan sangat keruh. Maka coba lah mulai bercermin dengan cermin, tidak dengan spion kendaraan. Kemudian perhatikan rambutmu yang mulai beruban, itu tandanya kamu mulai tergerus waktu. Kelopak matamu yang telah layu itu bukti bahwa kamu dirayap semu. Akan datang hari berpisah dari temu. Engkau akan disapa malaikat utusan Tuhanmu di tempat tak berlampu.

وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: (حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا...)

“Umar bin Khattab radhiallahu anhu : Hisablah(Instropeksi) dirimu sebelum nanti engkau di Hisab di hari kiamat.”

| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis

Tanggal : 17 Syawwal 1441 H