(Dr. Shalih bin Abdullah al Ushaimy hafidzahullahu) Hakikat dari berdzikir adalah menghidupkan hati, karena hidupnya hati seseorang tergantung dari seberapa banyak dia mengingat Allah azza wajalla. Dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda : مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ “Perumpamaan orang-orang yang mengingat rabbnya dengan yang tidak adalah sebagaimana orang hidup dan yang mati.” Allah membedakan antara hati yang hidup dan yang mati dengan dzikir kepada-Nya. Barangsiapa yang ingin masa hidup hatinya lebih panjang maka ia hendaknya memperbanyak dzikir dan mengingat-Nya. Sebaik-sebaik waktu untuk berdzikir telah ditentukan oleh syariat ini, di antaranya adalah : setelah selesai shalat dengan dzikir-dzikir tertentu. Barangsiapa yang ingin hatinya terus hidup, maka ia hendaknya menjaga dzikir tersebut. Niscaya jadilah ia hamba Allah yang banyak berdzikir. Para ulama berbeda pendapat tentang kepada siapa sebatan orang-orang yang banyak mengingat Allah ini layak disematkan. Pendapat yang paling banyak dipegang saat ini adalah sebagaimana disampaikan oleh Abu Amr ibn Shalat, Ibnu Taimiyyah, dan Ibnul Qayyim bahwa barangsiapa yang menjaga rutinitas dzikir harian yang telah ditentukan syariat lah yang layak diberi gelaran orang yang banyak mengingat Allah. Kita ambil contoh ketika seorang bangun kemudian dia mengucapkan dzikir bangun tidur, ketika makan ia berdoa sebelum makan dan sesudahnya, ketika ia minum pun melakukan hal seupa, hendak tidur juga berdzikir, ketika pagi datang ia tak lupa berdzikir, ketika sore pun hal yang sama ia lakukan, ketika bersin tak menjadikannya lupa dari mengingat Allah, masuk kamar mandi dan keluar pun sama, barangsiapa menjaga rutinitas dzikir tersebut maka ia layak mendapat gelaran orang yang banyak mengingat Allah. Jika seorang hamba mencapai derajat ini, maka ia mendapat kedudukan mulia di sisi Allah azza wajalla. Barangsiapa saling berlomba dalam ketaatan, niscaya tidak khawatir lagi dengan keadaan dunianya. Dalam shahih Muslim diberitakan sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bersabda : “Al Mufarridun telah menang” Para sahabat pun bertanya “Wahai Rasulullah, siapakah Al Mufarridun?” Beliau menjawab : “yaitu orang-orang yang banyak mengingat Allah azza wajalla.” Hal yang layak diperjuangkan dalam sebuah perlombaan saling mendahului adalah siapa yang balik banyak mengingat Allah subhanahu wata’ala. Link : https://j-eman.net/%f0%9f%92%ab-%d9%85%d8%a7-%d8%a7%d9%84%d8%a3%d8%b0%d9%83%d8%a7%d8%b1-%d8%a7%d9%84%d8%aa%d9%8a-%d8%a5%d8%b0%d8%a7-%d8%a3%d8%aa%d9%89-%d8%a8%d9%87%d8%a7-%d8%a7%d9%84%d8%b9%d8%a8%d8%af-%d9%83%d8%a7%d9%86/ Tanggal : 9 Jumaada Ats tsani 1441 H ________________ Silahkan bergabung dan mendapatkan tulisan, audio, video serta jadwal kajian Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah di : Facebook : Syafiq Riza Basalamah Official / https://www.facebook.com/SyafiqRizaBa... Instagram : Syafiq Riza Basalamah Official Twitter : Syafiq Riza Basalamah Official @ustadzsyafiq Telegram : Syafiq Riza Basalamah Official / @SRB_Official Website : http://syafiqrizabasalamah.com/
| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis