Ahlussunnah wal jamaah mencintai sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama. Bahkan menjadikan hal tersebut sebagai indikator kebaikan seorang muslimin. Sungguh beruntung mereka yang mencintai sahabat Nabi dan menunaikan hak-haknya. Dan celakalah orang-orang yang mengumandangkan permusuhan kepada sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum.
Kecintaan Kepada Para Sahabat
Allah azza wajalla berfirman,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".” (QS. Al Hasyr: 10).
Dan secara tegas dalam salah satu hadis, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
اية الإيمان حب الأنصار واية النفاق بغض الأنصار
“Tanda iman dalam diri seseorang adalah ia mencintai Al Anshar dan tanda kemunafikan adalah ia membenci Al Anshar.” (HR. Bukhari 3784).
Kecintaan yang ditujukan kepada mereka adalah kecintaan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak berarti kita berlebih-lebihan dan mengagungkan mereka melebihi yang disyariatkan. Akan tetapi, kita cinta kepada mereka dan tidak berprasangka buruk terhadap mereka serta menunaikan hak-haknya.
Merekalah Manusia Pilihan
Ketika ditanya tentang siapakah generasi terbaik umat Islam, maka jawaban yang paling tepat adalah generasi sahabat radhiyallahu ‘anhum. Merekalah generasi yang berada di bawah bimbingan langsung sang Nabi dan berada di bawah didikan panji nubuwwah. Maka bagaimana mungkin ada generasi yang melebihi kebaikan mereka?
Ibnul Qayyim rahimahullahu mengatakan dalam sebuah syair,
“Para ulama sepakat bahwa para sahabat nabi adalah sebaik-baik generasi. Tidak ada perselisihan tentang hal ini.” (Nuuniyah Ibnil Qayyim).
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Kamis, 22 Safar 1442 H / 30 September 2021
Follow dan support akun kami :
🌏 Web : https://lorongfaradisa.or.id/
: http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : https://www.instagram.com/elfadis__/
📘 Facebook : https://www.facebook.com/lorongfaradisa
___
Share agar lebih bermanfaat