โUntuk apa aku membiarkan benda yang acapkali melihatnya, hatiku turut terbakar sebabnya.โ
Telisik demi telisik, enam putra-putrinya sudah memiliki keluarga, namun tak jua mengunjungi ibunda mereka yang hanya sebatang kara.
***
Di pelosok dunia yang lain, seorang kakek yang tak lagi kuat menyandang tubuhnya, tergopoh mendatangi ahli reparasi gawai. Ia mengatakan,
โTolong diperiksa, adakah kerusakan di gawaiku ini?! Lama tak terdengar dering dari putraku nun jauh di sana.โ
***
Mungkin dua kisah di atas hanya karangan belaka, tapi keberadaan anak yang lupa dengan orang tuanya begitu banyak di sekitar kita. Ataukah kita termasuk di antaranya? Yang lupa kapan terakhir menanyakan kabar ibunda kita, yang lupa kapan terakhir mencium tangan lusuh kedua orang tua kita, yang lupa kapan .... sudahlah, tangis ini tak terbendung lagi.
***
Kita sibuk mencari kesana kemari pintu surga, padahal yang terdekat ada di dalam rumah kita.
Kita sibuk berpenampilan lembut di hadapan manusia, padahal ibunda kita lebih berhak dengan halusnya perangai kita.
Kita ini, sungguh-sungguh lupa dan durhaka.
Ada doa yang terangkat yang tidak Allah tolak, yaitu doa ibunda kita, masih saja kita berani mendurhakainya.
Duhai, betapa celaka.
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Kamis, 9 Jumada al Ula 1442 H / 24 Desember 2020
Follow dan support akun kami :
๐ Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/
๐ฅ Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
๐ Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
๐ฑ Instagram : Instagram.com/elfadis__
๐ Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat