BAGAIMANA RASULULLAH ﷺ BERDAKWAH?!
Setelah mengikhlaskan niat, seorang dai masih perlu memperhatikan beberapa metode dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama yang juga tidak kalah penting dengan perkara niat. Yaitu:
BERHATI-HATI DARI AMALAN YANG TIDAK IKHLAS
Ada banyak dalil yang memperingatkan manusia dari amalan yang tidak ikhlas. Di antaranya adalah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda :
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ ﷻ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya ia mencari ilmu untuk wajah Allah, namun ia niatkan untuk mendapatkan perbendaharaan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga di hari kiamat” (HR. Ibnu Majah 252 dan Ahmad 8457).
Orang yang berdakwah tidak bisa lepas dari proses menuntut ilmu sebelumnya. Kegiatan menyeru kebaikan yang mulia, tidak bisa dicampur adukkan dengan proses yang tidak baik (dengan ketidakikhlasan).
MATERI UTAMA DAN PERTAMA ADALAH TAUHID
Jika ada yang bertanya apa yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama? Maka jawabannya adalah perkara tauhid. Sebagaimana hadits dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama hendak mengutus Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke Yaman, beliau berpesan :
“Sungguh kau akan menghadapi penduduk ahli kitab. Hendaknya yang pertama kali kau berikan adalah ajakan untuk mentauhidkan Allah. Jika mereka sudah memahami hal tersebut, perintahkanlah kewajiban shalat lima kali dalam sehari semalam. Jika mereka sudah shalat, ajaklah mereka untuk membayarkan zakat dari harta-harta orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang miskin. Jika mereka setuju, ambillah harta mereka, dan berhati-hatilah dari harta berharga yang mereka miliki.” (HR. Bukhari 1458 dan Muslim 19).
Hal yang pertama kali Rasulullah perintah untuk sampaikan adalah ajakan untuk mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. Maka seorang dai perlu memperhatikan masalah ini sebelum beranjak ke masalah besar yang lain.
KONSEKUENSI TAUHID
Konsekuensi dari mengajarkan tauhid adalah melarang umat Islam dari berbuat kesyirikan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda :
“Allah tabaaraka wata’ala mengatakan : Barangsiapa yang beramal dan dalam amalnya menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan ia bersama kesyirikannya. Sungguh Aku tidak butuh terhadap orang-orang musyrik terhadap kesyirikannya.” (HR. Bukhari 2985 dan Ahmad 7999).
konsekuensi dari sebuah keikhlasan adalah seorang hamba menjauhi kesyirikan. Sebagai bukti nyata bahwa tauhid yang ia persaksikan dalam kalimat syahadat adalah benar adanya. Pun dengan materi yang ia bawakan kepada umat akan senantiasa berisi dua hal, anjuran berbuat baik (termasuk di dalamnya Tauhid) dan peringatan dari berbuat buruk (termasuk di dalamnya syirik).
(Sumber : 42 Hadits Metode Dakwah Ala Nabi karya Muhammad Nur Faqih)
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Rabu, 09 Rabiul Akhir 1442H / 25 November 2020
.Follow dan support akun kami :
🌏 Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__
📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat