Sudah menjadi keharusan, seorang berbangga dengan identitasnya. Terlebih seorang muslim yang bangga dengan jatidirinya sebagai muslim. Bagaimana tidak, saat yang lain mengukur standar kebanggaan diri dengan nilai duniawi, muslim bangga dengan menjadi hamba Allah yang sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya. Tidak ada Agama yang Benar kecuali Islam Allah azza wajalla berfirman, وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran : 85) Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’diy rahimahullahu mengatakan, “Barangsiapa memilih agama selain Islam, maka semua amalannya tertolak. Karena agama Islam lah satu-satunya agama dengan konsep penyerahan diri kepada Allah yang benar, berisi aturan untuk taat kepada para Rasul. Siapa yang tidak menempuh cara ini, maka ia tidak akan bisa mencapai kebahagiaan sejati dan tidak akan selamat dari siksa Allah. Ketahuilah, bahwa selain Islam adalah ajaran yang batil” (Tafsir As Sa’diy 1/137). Memahami Islam Perlu Dalil Yang menjadi ciri khas agama Islam adalah konsistensinya dalam menjaga validitas sumber agama. Keteraturan tanpa kepatuhan adalah sesuatu yang mustahil. Maka untuk menjaga umat dari kisruh beragama, Islam telah memberi batasan bahwa yang benar adalah apa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Beliau ﷺ bersabda, وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ “Dan semua perkara yang baru adalah bid’ah dan seluruh bid’ah adalah kesesatan dan seluruh kesesatan di neraka” (HR An-Nasaai no 1578). Disusun oleh Tim Ilmiah Elfadis Dipublikasikan Pada 24 Dzulqo’dah 1441 H