Menjadi seorang pendidik atau pengajar adalah sebuah kemuliaan yang tinggi di dalam Islam, bahkan hal itu seharusnya menjadi tujuan setiap Muslim. Mengapa? Karena seseorang yang mengajarkan ilmunya, lalu kemudian yang diajari mengamalkan ilmu tersebut, maka sang pengajar akan mendapatkan royalty pahala karena ilmu yang dia ajarkan tadi.
Oleh karena itu, hal yang paling harus diperhatikan oleh tiap pengajar, guru, Ustadz, dosen, orang tua dan apapun itu selama dia mengajarkan suatu kebaikan, khususnya ilmu agama, hendaknya ia selalu memperhatikan adabnya. Berikut beberapa adab-adab pengajar.
IKHLAS DAN NIAT MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH
Ikhlas harus menjadi pondasi kuat yang mendasari setiap bangunan amal yang kita buat. Keinginan untuk menjadikan amalan tersebut wasilah dalam mendekatkan diri kepada Allah mustilah kuat. Keikhlasan penuh, perasaan tenggelam dalam amalan yang dia lakukan, yakin bahwa apa yang ia lakukan hanyalah usaha, tugas dan perannya di dunia ini, dan meyakini bahwa ilmu juga pemahaman sang murid adalah murni pemberian dan karunia dari Allah, bukan karena pengajarannya yang bagus.
MELIHAT KEMAMPUAN MURIDNYA
Hendaknya seorang pendidik atau guru memperhatikan sejauh mana pemahaman orang yang akan dia ajari, tingginya kesiapan si murid, atau kelemahan yang dimilikinya. Sehingga tidak seharusnya seorang guru sibuk dengan kitab atau kurikulum yang tidak cocok dengan si murid. Sebagaimana “yang sedikit tapi dipahami dan bermanfaat lebih baik dibanding banyak tapi gampang dilupakan makna dan lafadzya”.
PENJELASAN YANG RUNUT DAN TIDAK MELUAS
Hendaknya bagi seorang guru dalam menjelaskan materi menyesuaikan dengan kemampuan si murid, dan tidak meluas ke pembahasan yang lain sebelum pembahasan yang satu selesai dahulu, agar tidak mengacaukan ingatan si murid karena kapasitas info yang terlalu banyak.
NASIHAT & MOTIVASI
Seorang guru adalah role model bagi muridnya. Akan ada saat dimana si murid merasa lemah dan tak berdaya, maka saat itulah seorang guru perlu untuk memberikan motivasi pada pada si murid, memberi nasihat juga dorongan untuk terus maju meskipun berat. Karena bagaimanapun sang guru juga harus menyadari bahwa si murid adalah aset pahala baginya di masa depan dengan taufiq dari Allah.
SABAR & OPTIMIS
Seorang murid itu bermacam-macam, ada yang cepat paham alhamdulillah, ada pula yang kurang cepat memahami materi, itupun juga alhamdulillah. Sang guru juga perlu senantiasa Bersabar menghadapi buruknya adab muridnya dengan berusaha memperbaiki dan medoakannya agar memiliki adab yang lebih baik, dengan mencontohkan dan menjadi orang yang memiliki adab yang indah pula.
BERSUNGGUH-SUNGGUH
Hendaknya seorang guru senantiasa memperhatikan perdagannya dengan Allah ini, dan mengingat firman Allah Ta’ala yang artinya :
“Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan)…” (QS Yasin : 12)
Syeikh As sa’di -rahimahullahu- mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “bekas-bekas” adalah apapun yang berdampak positif dari amalan baiknya dan kemudian diamalkan lagi oleh orang lain.
Wallahu a’lam
Referensi : Adabul mu’allim wal muta’allim oleh Syekh Abdurrahman bin nasir as sa’di -rahimahullahu-
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Rabu, 02 Rabiul Akhir 1442H / 18 November 2020
.Follow dan support akun kami :
🌏 Web | lorongfaradisa.or.id - http://www.syafiqrizabasalamah.net/
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/LorongFaradisa
🌐 Telegram : https://t.me/lorongfaradisaofficial
📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__
📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat