Tauhid Kunci Pertolongan Allah
Tauhid Kunci Pertolongan Allah

Betapa pentingnya tauhid, sampai-sampai Rasulullah mendakwahkan tauhid selama puluhan tahun, bahkan sampai meninggal pun beliau tetap mendakwahkan tauhid. Syariat ibadah salat, memakai hijab, dan yang semisalnya belum beliau perintahkan di awal-awal, karena memang beliau sangat ingin menguatkan pondasi agama (akidah) mereka terlebih dahulu sebelum ke yang lainnya.

Ketika tauhid seorang hamba sudah menancap kokoh di dalam hati, niscaya dia akan mengucapkan,


 

”Sami'naa wa atho'naa”

”kami mendengar dan kami taat" 



Ketika mendapatkan perintah dari Allah . Tidak ada penolakan. Tidak ada pembangkangan.  Tauhid merupakan sebab datangnya pertolongan Allah Hal ini sebagaimana yang Dia firmankan dalam Al-Qur'an,

 

﴿ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal-amal saleh di antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi ini, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku serta tidak mempersekutukan-Ku dengan suatu apa pun. Barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." 

(QS An-Nur: 55)

  

Dari ayat ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah akan memberikan kekuasaan pada kaum muslimin, menjadikan agama mereka tegak, dan mengganti rasa takut dengan keamanan jika mereka beribadah hanya kepada-Nya serta tidak mempersekutukan-Nya dengan satu apa pun.

Ada di antara manusia yang begitu rajin ibadahnya, akan tetapi bersamaan dengan itu, ia juga mempersekutukan Allah . Jangan lupa, syaratnya ada dua: beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan satu apa pun.

Tak sedikit dari sebagian kaum muslimin yang menunaikan salat namun juga melakukan kesyirikan. Ada pula di antara mereka yang menunaikan haji namun diawali dengan ritual-ritual kesyirikan. Ini adalah sebuah kesalahan yang fatal. Kaum Muslimin tidak seharusnya demikian.

 


Mungkin ada yang mengatakan, "Apa iya kaum Muslimin bisa terjerumus pada kesyirikan? Bukankah mereka menyembah Allah? Bukankah mereka telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?!"

Kita katakan, "Siapa yang menjamin bahwa engkau tidak terjebak dalam kesyirikan?"

Setiap dari kita sangat mungkin terjebak dalam perbuatan syirik. Bahkan manusia yang paling mentauhidkan Allah pun sangat khawatir terjerumus dalam perbuatan syirik, sampai-sampai beliau selalu berdoa agar dijauhkan dari kesyirikan,

 

﴿ وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ

"Ingatlah ketika Ibrahim berdoa, 'Wahai Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Makkah) sebagai negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak keturunanku dari menyembah berhala.'" 

(QS Ibrahim: 35)

  

Kemudian beliau berkata,

 

﴿ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ فَمَن تَبِعَنِى فَإِنَّهُۥ مِنِّى ۖ وَمَنْ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Wahai Rabb-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah banyak menyesatkan manusia. Barang siapa yang mengikutiku (dalam mentauhidkan-Mu), maka dia termasuk dari golonganku, namun barang siapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

(QS Ibrahim: 35-36)

 

Lihatlah pernyataan Nabi Ibrahim 'alaihis salam pada ayat di atas, beliau mengatakan kepada Allah bahwa banyak manusia yang disesatkan oleh berhala. Sekali lagi, manusia sangat bisa terjatuh pada kesyirikan. Oleh karena itu, Allah mengingatkan Nabi Muhammad dari bahayanya perbuatan syirik. Allah berfirman,

 

﴿ وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Sungguh telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad), dan kepada orang-orang sebelummu, 'Apabila engkau melakukan kesyirikan, niscaya seluruh amalanmu akan hancur, dan engkau benar-benar akan menjadi golongan yang merugi.'" 

(QS Az-Zumar: 65)

 

Lihatlah bagaimana ancaman Allah kepada Nabi Muhammad mengenai kesyirikan. Padahal kita tahu sendiri bahwa beliau tidak akan melakukan perbuatan syirik, namun di ayat tersebut Allah ingin mengingatkan kepada beliau dan para hamba-Nya bahwa efek dari perbuatan syirik itu sangat mengerikan. Ia bisa menghancurkan seluruh amalan. Oleh karena itu, jangan pernah merasa aman dari kesyirikan, meskipun haji kita sudah lebih dari satu kali.

Manfaat tauhidu berikutnya ialah mendapatkan syafaat Nabi Muhammad . Suatu hari, Abu Hurairah radhiyallahu’anhu pernah bertanya kepada Rasulullah ,


يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلَُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ؛ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ"

Wahai Rasulullah, siapakah manusia paling bahagia yang kelak di hari Kiamat mendapatkan syafaat darimu? "Sungguh, aku telah menebak bahwa tidak ada satu orang pun yang menanyakan mengenai hadis ini melainkan engkau, wahai Abu Hurairah. Hal itu dikarenakan semangatmu dalam menuntut ilmu. Manusia paling bahagia yang kelak akan mendapatkan syafaatku di hari Kiamat adalah dia yang mengucapkan laa ilaaha illallaah (tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah) dengan benar-benar ikhlas dari lubuk hatinya yang paling dalam." 

(HR Al-Bukhari no. 100)

 

Jadi, kalimat laa ilaaha illallaah bukan hanya sekadar diucapkan di lisan, tetapi juga harus diiringi dengan keikhlasan serta ditanamkan dalam hati. Di antara bentuk keikhlasannya ialah dengan menjalankan segala konsekuensinya.

 

Kalimat laa ilaaha illallaah ini bisa kita ibaratkan seperti tiket masuk ke surga. Jangan sampai kita membatalkannya dengan amalan-amalan yang mengandung kesyirikan.

 


Orang yang mentauhidkan Allah , maka dosa-dosanya akan diampuni oleh-Nya. Anas bin Malik radhiyallahu’anhu pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman,

 

"قال اللهُ تبارك وتعالى: يا ابن آدَمَ إنَّكَ ما دَعَوْتَني وَرَجَوْتَني، غَفرْتُ لكَ على ما كَانَ فِيكَ وَلا أُبَالي، يا ابن آدَمَ لَو بَلغَتْ ذُنُوبُكَ عَنانَ السَّماءِ، ثُمَّ اسْتَغْفرْتَني، غَفرتُ لكَ وَلا أُبالي، يا ابن آدَمَ إنَّكَ لو أتَيْتَني بِقُرابِ الأرْضِ خَطايا، ثُمَّ لَقِيتَني لا تُشْرِك بي شَيْئًا، لأتَيْتُك بِقُرابِها مَغْفرةً"

"Wahai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada-Ku, maka Aku akan ampuni seluruh dosa yang ada padamu, dan Aku tidak memperdulikannya lagi. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Wahai anak Adam! Seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula." 

(HR Tirmidzi no. 3852)

 

Demikianlah kekuatan tauhid, ia akan menghantarkan kita (dengan izin Allah ) ke dalam surga. Baarakallahu fiikum.

 


Sumber tulisan diambil dari kajian, “Kekuatan Tauhid – Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.” Live di Masjid Umar bin Khaththab, Banjarmasin. 16 Zulqo’dah 1445 Hijriah / 25 Mei 2024 Masehi.