Jamaah bertanya,
"Saya (seorang perempuan) yang tidak bisa melihat dengan jelas dan
terkadang mengalami masalah kesehatan lainnya, hingga harus pergi ke dokter
spesialis. Beberapa syaraf juga mengalami gangguan, keluarga dan saya sendiri
merasa putus asa. Saya hidup, tetapi merasa mati atau terasa kosong. Mohon,
Ustadz, berikan amalan yang bisa membuat hati saya tenang dan membantu menerima
takdir Allah dengan lapang."
Jawaban,
Pertama, hidup ini adalah ujian dari Allah ﷻ.
Sebagaimana Allah ﷻ berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan kami pasti menguji kalian dengan sedikit dari ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS Al-Baqarah: 155)
Setiap cobaan yang dihadapi manusia telah ditakar oleh-Nya, dan mungkin jika
seseorang itu adalah perempuan yang salehah, derajatnya telah ditetapkan di
sisi Allah ﷻ. Jika amalannya mungkin masih kurang,
harapkanlah derajat yang tinggi dengan kesabaran tersebut.
Kedua, mengenai amalan, disarankan untuk banyak membaca doa,
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ارْحَمْنَا
"Wahai Rabb yang Maha Penyayang, kasihilah kami."
Dan juga membaca doa,
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّه
"Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."
Ketika merasa putus asa, merasakan hidupnya sakit terus menerus, seseorang tidak boleh meminta mati, tetapi
diperbolehkan berdoa untuk meminta keputusan dari Allah ﷻ. Doanya adalah,
اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي
"Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik untukku."
(HR Bukhari no. 6351, 5671 dan Muslim
no. 2680)
Dari doa di atas ini, kita sebagai hamba-Nya tidak
tahu antara keduanya: mati dan hidup. Kedua hal ini hanyalah Allah ﷻ Yang Maha Tahu, yang tahu tentang hal ghaib.
Ketiga, jika ada kegiatan yang tidak sesuai
dengan syariat, bahkan mengandung unsur kesyirikan, sebaiknya bertobat dan
memohon ampun kepada Allah ﷻ. Selalu berbaik
sangka kepada-Nya dan ingatlah bahwa ada banyak orang yang hidupnya lebih parah
dari keadaan tersebut. Barakallahu fiikum.
(Sumber
tulisan diambil pada kajian: Fenomena Aborsi di Tengah Masyarakat - Ustadz
Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. di Masjid Abdillah, Jember. Rabu, 13 Rabiul
Awwal 1446 H / 16 Oktober
2024)