Mari kita bermuhasabah. Apakah kita sudah
berbakti kepada orang tua? Seorang anak yang merasa sudah berbakti mungkin
sebenarnya belum sepenuhnya. Bagi yang sudah kehilangan kedua orang tuanya,
perbanyaklah istighfar untuk mereka dan untuk diri sendiri.
Jika pernah mengangkat suara atau menyakiti
mereka, ingatlah firman Allah,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
(QS Al-Isra: 23)
Ada orang yang beribadah kepada Allah ﷻ tetapi juga
menyembah selain-Nya. Di beberapa tempat, kita masih melihat praktik syirik.
Allah ﷻ telah membuat
keputusan bahwa satu-satunya dosa yang tidak akan diampuni adalah syirik. Kemudian
disebutkan bahwa kita harus berbuat baik kepada orang tua, terutama saat mereka
memasuki usia senja. Apabila kedua orang tua kita telah tua, ingatlah perintah
Allah,
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS Al-Isra: 23)
Ketika orang tua sudah sepuh, emosi mereka
terkadang tidak stabil dan permintaan mereka mungkin terasa aneh. Kita tidak
boleh berkata kasar atau menghardik mereka. Sebaliknya, sampaikanlah kepada
mereka ucapan yang penuh dengan penghormatan dan kelemahlembutan.
Ada seorang ulama yang bertanya tentang makna
dari perintah Allah tersebut. Mereka mengibaratkan komunikasi dengan orang tua
seperti seorang budak yang berbicara kepada tuannya; harus menggunakan
kata-kata yang baik dan penuh rasa hormat. Jangan hanya memperhatikan
kata-kata, tetapi juga intonasi saat berbicara kepada orang tua.
Allah ﷻ
juga memerintahkan kita untuk mendoakan mereka,
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’”
(QS Al-Isra: 24)
Kita harus ingat bahwa kasih sayang dan
pengorbanan orang tua sangat besar. Sering kali kita melupakan semua hal yang
telah mereka lakukan. Ketika kita besar, kita mungkin merasa mandiri dan tidak
lagi membutuhkan mereka, tetapi jangan sekali-sekali kita melupakan jasa
mereka.
Ingatlah, kita wajib berbakti kepada orang tua,
baik mereka baik maupun zalim. Allah berfirman,
وَإِن جَٰهَدَاكَ
عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا
فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ
مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS Luqman: 15)
Dari firman Allah ﷻ
di atas ini, betapa Islam menghargai atau menghormati jasa-jasa orang tua. Meskipun
kita tidak mengikuti perintah mereka yang bertentangan dengan perintah Allah ﷻ, tetapi Dia memerintahkan kita tetap harus
berbuat baik kepada mereka.
Sebagaimana Nabi Ibrahim ﷺ tetap berbakti kepada ayahnya meskipun ayahnya menyembah
berhala, kita pun harus meneladani sikap tersebut. Terkait dengan durhaka
kepada orang tua, Nabi ﷺ menjelaskan dalam
hadis,
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
رَغِمَ أَنْفُهُ ، رَغِمَ أَنْفُهُ ، رَغِمَ أَنْفُهُ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبْرِ ، أَوْ أَحَدَهُمَا ، فَدَخَلَ النَّارَ
“Celaka orang itu, celaka orang itu, celaka orang itu!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa itu?” Rasulullah menjawab, “Orang yang celaka adalah orang yang mendapati keduanya masih hidup, atau salah satu darinya, tetapi dia masuk neraka (karenanya).”
Ingatlah, durhaka kepada orang tua adalah dosa
besar, seperti yang disebutkan dalam hadis Nabi ﷺ,
di mana beliau menekankan bahwa durhaka kepada orang tua termasuk dalam
kategori dosa besar, bersama dengan syirik kepada Allah ﷻ.
Jangan sampai kita merasa saleh sementara kita durhaka kepada orang tua.
Kita harus senantiasa bersyukur kepada orang tua
dan memperlakukan mereka dengan baik. Perbuatan baik yang kita lakukan untuk
mereka adalah amal yang tidak akan terputus, bahkan setelah mereka meninggal
dunia. Semoga kita semua diberikan taufik untuk selalu berbakti kepada orang
tua. Barakallahu fiikum.