

Ramadan adalah bulan penuh berkah yang seharusnya dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dan mempersiapkan bekal menuju kehidupan setelah kematian. Di bulan ini, setiap muslim diberikan kesempatan untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak amal kebaikan, dan merenungi hakikat kehidupan yang fana. Namun, tidak sedikit yang justru melewatkan momentum ini dengan kesibukan duniawi tanpa menyadari bahwa Ramadan adalah latihan spiritual yang mengasah ketakwaan kita dalam menghadapi kehidupan setelah kematian.
Salah satu tanda lemahnya kesadaran umat terhadap makna Ramadan adalah semakin berkurangnya semangat ibadah di akhir bulan. Jika pada awal Ramadan masjid-masjid dipenuhi jamaah, di penghujung bulan jumlahnya semakin menurun.
Namun, kenyataannya banyak umat Islam yang justru kehilangan fokus ibadah di hari-hari terakhir ini. Pikiran mereka lebih sibuk memikirkan mudik, belanja persiapan lebaran, dan persiapan hari raya daripada memaksimalkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Bahkan di hari-hari akhir, acara televisi pun akan sibuk memberitakan tentang persiapan mudik, kemacetan, dan segala hal yang berkaitan dengan duniawi, sehingga semakin mengalihkan perhatian umat dari esensi Ramadan yang sesungguhnya. Hal ini sangat disayangkan, mengingat sepuluh hari terakhir Ramadan adalah waktu yang paling berharga, di mana terdapat malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan.
Seharusnya, semakin dekat dengan akhir Ramadan, kita semakin bersemangat dalam ibadah karena Rasulullah ﷺ sendiri meningkatkan kesungguhannya dalam beribadah di sepuluh hari terakhir Ramadan. Bahkan, dari Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata,
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ يجتهدُ في العشرِ الأواخرِ، ما لا يجتهدُ في غيرِه
"Rasulullah ﷺ bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir dengan kesungguhan yang tidak beliau lakukan pada waktu-waktu lainnya."
(HR Muslim no. 1175)
Dalam hadits lain juga disebutkan,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ - أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ - شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata, "Rasulullah ﷺ biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut )dengan ibadah(, dan membangunkan istri-istrinya )untuk beribadah(."
(HR Bukhari no. 2034, Muslim no. 1174)
Hadits tersebut menunjukkan keutamaan beramal sholeh di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan memiliki keistimewaan dalam ibadah dibandingkan hari-hari lainnya di bulan Ramadan.
Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan hawa nafsu, menjaga lisan dari perkataan sia-sia, dan menahan diri dari perbuatan yang mendatangkan dosa.
Bagi seorang mukmin, Ramadan adalah bulan penyucian jiwa yang mengingatkannya akan kehidupan setelah mati. Allah ﷻ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS Al-Hasyr: 18)
Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, sedangkan kehidupan setelah kematian adalah keabadian yang harus dipersiapkan sejak sekarang. Ramadan memberikan kesempatan bagi setiap muslim untuk bermuhasabah dan memperbaiki kualitas ibadahnya.
Janganlah kita terlalu serius mempersiapkan sesuatu yang belum tentu kita sampai kepadanya. Lebaran itu belum pasti bagi kita, bisa saja kita meninggal sebelum lebaran tiba.
Kenapa persiapan kita untuk lebaran begitu mewah? Beli baju baru, makanan berlimpah, dan segala pernak-pernik yang terkadang berlebihan. Sementara terhadap sesuatu yang pasti, yaitu kematian, kita justru santai dan persiapannya begitu biasa.
Seharusnya kita lebih memikirkan bekal untuk kehidupan setelah mati daripada sibuk mengurusi sesuatu yang belum tentu kita alami.
Salah satu bentuk persiapan terbaik dalam menghadapi kematian adalah dengan memperbanyak amal sholeh, dengan kesungguhan dan keikhlasan, bukan sekadar rutinitas tahunan yang dilakukan tanpa penghayatan.
Sebagaimana Allah ﷻ berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa."
(QS Al-Maidah: 28)
Ayat ini menekankan bahwa Allah ﷻ hanya menerima amal dari orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu, kita harus melakukan setiap amal dengan ketakwaan, bukan sekadar formalitas tanpa makna. Maka, kita juga harus berdoa agar puasa kita, sedekah kita, dan sholat malam kita diterima oleh Allah ﷻ. Jangan sampai semua usaha kita hanya berakhir sebagai kelelahan tanpa makna dan tanpa pahala di sisi-Nya.
Ramadan adalah pengingat bahwa kehidupan di dunia ini fana dan kematian adalah kepastian. Dalam setiap ibadah yang kita lakukan, seperti sholat wajib dan sunnah, sedekah, tilawah Al-Qur'an, i’tikaf, dan amal lainnya, harus menjadi jalan untuk meningkatkan ketakwaan. Namun, yang lebih penting dari sekadar menjalankan amal adalah memastikan bahwa amal tersebut dilakukan dengan ilmu.
Ibadah bukan sekadar tradisi atau budaya yang diwariskan turun-temurun tanpa pemahaman. Jika seseorang hanya menjalankan amal sebagai kebiasaan, tanpa ilmu dan kesadaran, maka bisa jadi ibadah tersebut tidak diterima oleh Allah ﷻ. Inilah mengapa belajar menjadi kunci. Kita harus memahami makna dan tuntunan setiap ibadah, agar semua yang kita lakukan benar-benar bersumber dari iman dan ketakwaan. Sebab, Allah ﷻ hanya menerima amal dari mereka yang bertakwa, dan ketakwaan itu dibangun di atas ilmu.
Ramadan bukan hanya tentang memperbanyak ibadah, tetapi juga momen untuk memperdalam pemahaman, agar setiap amal yang kita lakukan tidak sekadar menggugurkan kewajiban, melainkan benar-benar mendekatkan kita kepada Allah ﷻ dengan penuh kesadaran dan keyakinan.
Maka, kita perlu bermuhasabah—merenungi dan mengevaluasi diri.
Sudahkah kita benar-benar mempersiapkan bekal untuk hari esok, yakni kehidupan setelah kematian? Sudahkah ibadah kita di bulan Ramadan ini dilakukan dengan kesungguhan dan penuh ketakwaan? Ataukah masih ada waktu yang terbuang untuk hal-hal yang sia-sia?
Ramadan adalah waktu untuk menempa jiwa, melatih diri agar mampu menahan nafsu dan menjauhi kebiasaan yang tidak bermanfaat. Jika di bulan ini kita bisa menahan lapar dan dahaga dari fajar hingga magrib, bukankah seharusnya kita juga bisa menahan lisan dari perkataan yang tidak berguna, menahan hati dari sifat iri dan dengki, serta menahan diri dari perbuatan dosa?
Maka, inilah saatnya kita menghitung dan menakar amal kita. Apakah Ramadan kali ini benar-benar mengubah kita menjadi pribadi yang lebih bertakwa? Apakah ibadah kita sudah maksimal, atau masih dilakukan sekadarnya? Sebab, Ramadan bukan hanya tentang menjalankan ibadah lebih banyak, tetapi juga memastikan bahwa setiap amal yang kita lakukan memiliki makna, membentuk jiwa, dan mendekatkan kita kepada Allah ﷻ.
Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah ﷻ untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum persiapan menuju kehidupan yang kekal. Aamiin.
Sumber tulisan diambil dari kajian, "Ramadan sebagai Momentum Persiapan Kehidupan Setelah Kematian - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A." 19 Ramadhan 1443 Hijriah / 21 April 2022 Masehi
Youtube Terbaru





Artikel Terbaru




